Pernah gak, sih, kita berpikir, atau sekedar merenungi tujuan hidup kita? Untuk diri sendiri, ataukah untuk orang lain?
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan apapun jawabannya, tetapi bagiku, melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain merupakan salah satu tujuan hidup yang patut dipertimbangkan.
Jawaban itulah yang mendorongku untuk mengikuti berbagai macam komunitas relawan, mulai dari berbagi makanan kepada mereka yang membutuhkan, sekadar mengobrol dan berbagi kebahagiaan bersama mereka yang tersisihkan dari lingkungan, hingga menjadi guru bagi para generasi penerus bangsa. Meskipun begitu, semakin lama, beberapa komunitas yang kuikuti semakin tidak terdengar suaranya, mungkin masing-masing individunya tertelan oleh kesibukan dunia. Beberapa lagi masih berjalan, tetapi justru aku-lah yang tertelan oleh kesibukan dunia serta terhalang oleh waktu dan jarak.
Suatu saat, muncullah broadcast message tentang rekrutmen terbuka relawan pengajar Jatinangor Education Care, yaitu komunitas peduli pendidikan di Jatinangor. Aku yang tertarik langsung mendaftar, padahal saat itu aku sama sekali tidak memiliki teman untuk mendaftar bersama-sama, tetapi keinginan yang begitu kuat untuk kembali aktif dalam komunitas sosial membuatku memberanikan diri untuk mendaftar sebelum tenggat waktu. Singkat cerita, aku mulai menjadi pengajar seni di kelas 3 SD Cikeruh I setiap hari Sabtu pagi. Dari yang awalnya malu-malu dan canggung karena belum memiliki pengalaman sama sekali, hingga akhirnya rasa canggung itu semakin lama semakin memudar.
Belakangan, aku sudah jarang mengajar, karena disibukkan oleh acara-acara kampus dan himpunan yang seringkali memenuhi hari Sabtuku. Rasa kangen pada anak-anak semakin lama semakin menyerang dengan hebat. Acara I-NSPIRE menjadi penawar rinduku pada mereka. Aku pun ikut dalam acara besar JEC tersebut sebagai volunteer pengajar kembali.
Di acara I-NSPIRE, aku bertemu dengan teman-teman dan anak-anak baru. Aku kedapatan mengajar di kelas 5 SD Cikeruh II. Puji Tuhan, aku dapat mengobati rasa rinduku pada anak-anak. Tawa mereka, cerita mereka, celotehan mereka, semuanya membuatku sadar bahwa kebahagiaan mereka merupakan motivasiku untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Sudah bukan saatnya lagi hanya fokus kepada diriku sendiri, melainkan juga harus memperhatikan mereka yang ada di sekitarku.
Setelah acara usai, aku merasakan sesuatu dalam hatiku, yaitu kebahagiaan karena telah melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Melihat mereka tertawa membuatku ikut bahagia. Sekadar kata-kata “Besok teteh ke sini lagi, kan?” membuatku merasa diharapkan. Aku pun bersyukur karena sudah lama aku tidak merasakan perasaan seperti itu.
Aku percaya bahwa kebahagiaan hanyalah bergantung dari sudut pandang. Bisa saja setelah mengajar, aku hanya fokus pada kelelahan, tetapi bisa juga aku fokus pada rasa bahagia atas apa yang telah kuberikan untuk mereka. Mungkin, inilah sesuatu yang ditakdirkan untuk menempati ruang kosong dalam proses kehidupanku, dan karena satu dan lain hal, aku tidak akan menyesal pernah memilihnya.
Dariku,
Adeline Suriadi – Happy Teacher Art JEC

Kegiatan Kelas 3 SD Cikeruh I

Happy Teacher Art

I-NSPIRE 2018 Kelas 5 SD Cikeruh II